Buku dan Aku

Sewaktu SMP & SMA membaca adalah hiburan bagi saya, nggak peduli mau baca koran, buku-buku berat seperti karangannya Karl Max apalagi novel 500 halaman bisa dalam sehari Sewaktu SMP membaca adalah hiburan bagi saya, nggak peduli mau baca koran, buku-buku berat seperti karangannya Karl Max apalagi novel 500 halaman bisa dalam sehari, bahkan Harry Potter buku terakhir saya habiskan hanya dalam waktu kurang dari 24 Jam. Entah kenapa saat itu kemampuan membaca saya gila sekali.


Tetapi masuk ke kuliah kebiasaan ini langsung sirna, completely gone! Dan saya menyadari penyebab mendasarnya, karena membaca bukanlah lagi hiburan yang menarik bagi saya.
SMP & SMA saya kala itu ialah Pondok Pesantren, dimana TV, Radio, Musik apalagi Game dilarang, bahkan baca komik pun nggak boleh, satu-satunya hiburan kami ialah olahraga, tapi sayangnya untuk berolahraga pun kami kudu berkompetisi. Yaitu siapa duluan dia bisa menggunakan lapangan, waktu badan saya kecil dan mustahil rasanya untuk adu kecepatan dengan 300 kepala di dalam pondok untuk menginjakkan kaki di lapangan sepak bola. Maka kegiatan sederhana pun menjadi menarik diantaranya membaca.


Manfaat yang saya dapatkan ternyata terasa sampai saya menginjak S2, hampir semua pembicaraan saya bisa mengikuti, yah… kecuali women stuff, dan saya tidak menyadari kalau semua itu didapatkan dari membaca. Hingga pada akhirnya saya sempat mendengar (dari orang lain secara tidak langsung) bahwa mereka menjuluki saya sebagai google berjalan. Well… thanks but I think someone else deserved that not me.
Saat ini saya sedang mencoba mengembalikan minat “membaca buku”, sulit rasanya untuk memulai lagi, tetapi segala sesuatu yang baik itu tidaklah selalu mudah.

Terimakasih para pembaca, share your thought in comment section, means a lot 😍

No comments:

Post a Comment

Instagram